Lalu, apakah neraka itu kekal? Kalau jawabannya “Ya”, maka,
apakah para pelaku dosa akan disiksa secara abadi? Untuk sebuah laku dosa yang
umurnya puluhan, sedikit yang ratusan tahun?
Untuk suatu kebaikan, Allah melipat-gandakan ganjaran-Nya.
Sedang, untuk suatu kejahatan, Allah menetapkan satu keburukan atas itu. Itulah
konsep keadilan yang kita ketahui bersama. Bukankah Quran menjelaskan semua
ini?
Kalau memang demikian. Mengapa para penghuni neraka, yang
dosa-dosa berupa kejahatan, kekafiran, kemusyrikan dan lain sebagainya, yang
dilakukan dalam jangka waktu “rata-rata” tak sampai seabad, mereka harus
merasakan siksaan panjang dalam suatu masa yang tak terhingga? Bukankah untuk
sebuah kejahatan, nilai daripadanya adalah satu keburukan?
Mukadimah ini akan “dinyinyirin” sebagai penggunakan akal
yang keblinger, kebablasan, over dosis, atau apalah itu. Saya menyikapi sebagai
sebuah ketidak-mampuan memfungsikan kemampuan yang membedakan kita dengan
hewan.
Tapi. Tenang saja, buat yang kesulitan menggunakan akalnya. Saya
akan berikan dalil-dalil yang bersumber dari Quran dan Hadits, sebagai bukti
bahwa neraka itu tidak kekal. Sebagaimana, kasus “kopi sianida” yang suatu saat
akan berakhir. #lah
Pertama...
Dikatakan dalam Quran, “..Dia berfirman, Api itulah tempat
tinggalmu, kamu akan tinggal lama di dalamnya, kecuali apa yang Allah
kehendaki..” (QS. Al-An’am: 129)
Kata-kata “illa masyaa Allah”, kecuali apa yang Allah
kehendaki, memunculkan satu dugaan bahwa neraka memang tidak kekal. Dalam bahasa
Arab, kata “illa” disebut “istitsna’” yang berarti pengecualian.
Kata-kata “kamu akan tinggal lama, kecuali apa yang Allah
kehendaki” berarti ada “pengecualian” yang didasarkan pada kehendak Allah,
sehingga kamu tidak akan tinggal lama.
Kata “illa” biasa digunakan untuk kalimat-kalimat negatif. Semisal
“Tidak ada tuhan “selain” Allah”, yang berarti hanya Allah lah Tuhan kita. Saat
konjungsi “illa” dipakai untuk kalimat positif, maka fungsi akan menegatifkan
kalimat sebelumnya.
Misal, kalimat “Ada tuhan selain Allah”, berarti kalimat ini
bermaksud, Allah bukanlah satu-satunya Tuhan. Begitulah kira-kira.
Jadi. Baca ayat, jangan cuma dibaca, tapi ditelusuri
kaedah-kaedah bahasa di dalamnya. Cuma modal terjemahan tidak cukup untuk
menyuruh orang “ngaji lagi”. Yang perlu ngaji lagi, ente atau ane? Hehe..
Kedua...
Dikatakan dalam Quran, “Sesungguhnya Jahanam adalah tempat
mengintai. Tempat kembali orang-orang yang melampaui batas. Yang akan tinggal
di dalamnya berabad-abad lamanya.” (QS. An-Naba: 22-24)
Kata “berabad-abad lamanya” menggunakan kata “ahqab”. Kata “ahqab”
adalah bentuk jamak (plural) dari kata “huqub”.
Dalam kamus Arabic-English Lexicon, kata “huqub” memilki
beberapa arti. Yaitu, satu atau beberapa tahun, 70 atau 80 tahun, satu jangka
waktu yang lama.
Jadi. Para penghuni neraka akan tinggal di dalamnya dalam
suatu jangka waktu yang lama. Dan masa itu akan habis jika Allah
menghendakinya.
Ketiga..
Dikatakan dalam Quran, “Dan adapun orang yang akan ringan
timbangannya. Maka ibu (pengasuh)nya adalah hawiyah. Dan apakah engkau
tahu, apa hawiyah itu? Ialah api yang menyala-nyala.” (QS. Al-Qari’ah: 9-12)
Hawiyah itu adalah nama untuk neraka. Tapi, mengapa hawiyah
disebut sebagai “ummu”, yang artinya ibu? Mengapa Allah menyebut neraka sebagai
ibu?
Tentu ada filosofinya bagi manusia yang menggunakan akalnya.
Sudahkah akal anda dipakai?
Seperti halnya embrio tumbuh melalui berbagai tingkat
perkembangan di dalam rahim ibu. Hingga akhirnya lahirlah kita sebagai seorang
manusia yang utuh. Begitu para pelaku dosa. Mereka akan melalui berbagai macam
tingkat siksaan (batin), hingga pada akhirnya ruh-ruh mereka bersih dari
dosa-dosa yang telah meracuni hati mereka.
Neraka (ibu) melahirkan kembali para pendosa sebagai insan
baru yang telah sehat dari penyakit-penyakit rohani yang diderita.
Jadi, menurut Quran, neraka itu semisal panti asuhan atau
rumah sakit. Tempat untuk para penderita penyakit-penyakit rohani. Sebagaimana di
rumah sakit, terkadang diberikan obat yang pahit, terkadang juga disuntik,
dioperasi, atau bahkan diamputasi. Yang semua itu, tujuannya adalah agar si
pasien dapat sehat kembali.
Nah, begitu juga neraka. Ia adalah tempat untuk merawat orang-orang
yang menderita penyakit-penyakit rohani. Para pendosa harus melewati hukuman
demi hukuman. Dan, tentu. Kita semua tahu saat ibu kita menghukum kita. Untuk
apa? Untuk kebaikan kita. Agar kita menjadi “orang” kelak.
Apakah ada seorang ibu yang menghukum anaknya hanya untuk
memperlihatkan bahwa dirinya maha murka? Ibu saya gak kayak gitu. Gak tahu ibu
situ kayak gimana?
Keempat...
Terdapat sebuah Hadits yang mengatakan, “Allah telah
menciptakan rahmat. Terbagi atas 100 bagian. Di akhirat ada 99, Dia tahan. Di dunia
satu bagian, Dia turunkan. Maka dengan satu bagian di dunia setiap makhluk
seluruh alam semesta berkasih sayang saling mencintai.” (HR. Tirmidzi)
Kita tahu bersama. Rahmat (kasih) Allah selalu mengalahkan
murka-Nya. Itulah mengapa, Allah tak mengazab seseorang begitu saja. Allah tak
pernah melihat seseorang kafir atau mukmin untuk bisa sukses di kehidupan
dunia. Allah juga tak pernah mengabuli doa para “haters” Ahok dan Jokowi supaya
mereka berdua lengser. #ehh..
Saya, anda, juga kita semua. Adalah makhluk yang bersimbah
dosa dan nestapa. Setiap kita punya dosa yang Allah pasti tahu, tapi dia tak
pernah mengumumkannya di FB. Namun, saat kita bertobat, Allah selalu mengatakan
“Aku Maha Pengampun, Maha Penyayang”. Sedang kita maha pendendam.
Ini di kehidupan dunia loh, yang katanya cuma 1% dari
rahmat-Nya. Sedang, 99% lagi diperuntukan untuk kehidupan akhirat.
Jika Neraka itu kekal, lalu yang 99% itu gak berlaku buat
para pendosa? Padahal, untuk 1% di dunia, Allah selalu memaafkan.
Terakhir...
Rasulullah saw bersabda, “Akan tiba suatu hari untuk neraka,
ketika pintu-pintunya akan melambai-lambai dan tak seorangpun akan tersisa
disana. Hal itu akan terjadi bila penghuni neraka telah tinggal disana
berabad-abad lamanya.” (Musnad Ahmad bin Hanbal)
Pada akhirnya, neraka pun akan sepi. Se-sepi Jakarta saat
lebaran idul fitri. Hihihi...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNeraka kekal atau tidak? Apakah anda iman/yakin kepada Al-qur'an
ReplyDeleteAl-baqarah:80-81 coba kalian baca