Sebuah berita di Tempo.co senin 26 Oktober
2015 membuatku ingin tertawa sepuas-puasnya. Dari judulnya saja aku sudah tak
tahan ingin membuka link yang berwarna biru muda itu, “Inikah 72 Perawan yang
Diidamkan Para Pembom Bunuh Diri?” sambil menerka-nerka, kemungkinan besar
manusia yang dibicarakan dalam berita itu adalah jomblo. Loh, kok anda bisa
setendensius itu? Yah..bukankah cuma jomblo yang punya pikiran sependek itu? Lebih
spesifiknya, jomblo garis keras.
Jomblo jenis ini adalah tipe yang ga
sabaran. Bahkan, terlihat rakus. Tak seperti kaum jomblo pada umumnya, sebut
saja jomblo garis lurus, yang sangat sabar menghadapi para pemuja cinta dengan
segala hinaan dan bully-annya. Jomblo garis lurus akan terus menunggu jodohnya
hingga kapanpun, mau ia perawan atau janda, ia tetap bersyukur. Sedangkan,
jomblo garis keras ini memang keterlaluan. Sudah tak mau mensyukuri nikmat
nyawa yang ada dalam badan, ia pun maunya yang perawan, dan masyaAllah
jumlahnya tak tanggung-tanggung, 72 perawan.
Sebagai aktivis jomblo, yang terus berjuang
menegakkan Hak Asasi Kaum Jomblo, aku sangat perihatin. Aku sudah mencari latar
belakang merebaknya spesies jomblo garis keras ini. Aku temuakan dalam sebuah
kitab hadits, tepatnya dalam Musnad Ahmad bin Hanbal, Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang mati syahid mempunyai 7 karunia
di sisi Allah, yaitu: Ia diampuni pada waktu tetesan darah yang pertama, ia
dapat melihat kedudukannya di surga, ia dihiasi dengan pakaian keimanan, ia
dijodohkan dengan 72 istri dari bidadari yang cantik jelita, ia lindungi dari
azab kubur dan diamankan dari rasa takut yang paling besar dan dipakaikan pada
kepalanya mahkota kehormatan, satu mutiara darinya lebih baik daripada dunia
dan dari apa yang ada di dalamnya serta ia dapat memberikan syafaat kepada 70
orang dari ahli keluarganya.”
Rupanya ini, latar belakang masifnya gerakan
jomblo garis keras. Jomblo memang sasaran empuk untuk diiming-imingi semacam 72
perawan siap menunggu di surga. Sebab jomblo adalah jenis manusia yang paling
rapuh saat digoda dengan wanita, wanita yang menerimanya apa adanya. Apalagi
yang menunggunya adalah bidadari, tak terbayang cantiknya seperti apa, bisa
saja seperti Raisa.
Aku tak hendak berprasangka buruk tentang orang
yang mati syahid di jalan Allah. Aku cuma hendak bermatematika, sebab angka
adalah salah satu motivasi seseorang menjadi shalih. Semacam 27 kali lebih baik
dari, atau setiap huruf bernilai satu, atau 72 bidadari, atau, atau, dan
terlalu banyak angka untuk menilai suatu amalan. Itulah sebabnya aku mau
hitung-hitungan untuk mencari keadilan kepada Tuhan tentang nasib kedua jenis
jomblo ini.
Bukankah anda tahu bersama, betapa hebatnya
perjuangan jomblo garis lurus. Mereka rutin terima bully-an, cacian, hingga
hinaan tiap malam minggu di berbagai social-media. Mereka harus bersabar
menerima kenyataan ini. Bukankah umat Islam awalin sering dicaci dan dihina
sebab menerima ajaran Islam? Dan mereka bersabar menghadapi kenyataan ini.
Mereka tetap istiqamah memegang kebenaran yang terasa pahit ini. Tapi itulah
kebenaran, pahit tapi menyehatkan.
Jomblo garis lurus selalu mengamalkan pepatah
ini, “Man ta’awwada afkhaza an-nisa’ lam yaflah” artinya “Orang yang sibuk
dengan wanita tidak akan beruntung”. Pepatah ini khusus untuk para jomblo yang
tengah menjalani masa pendidikan. Bukankah kewajiban tiap muslim adalah
menuntut ilmu? Jangan sampai kegandrungan akan ilmu terhambat gara-gara wanita.
Itulah sebabnya, jomblo garis lurus memantaskan dirinya dengan menuntut ilmu.
Dan bagi jomblo garis lurus, menikahi satu
istri, mau ia cantik atau tidak, perawan yah syukur-syukur, adalah suatu rahmat
yang patut disyukuri. Bagi kami, nilai satu sudah cukup ketimbang tujuh puluh
dua. Sebab, satupun tak tahu kapan habisnya, apalagi angka tujuh puluh dua. Dan
bagi kami, cukupkah di dunia ini kami menikmati mati apa itu menikah, punya
pacar yang sah. Urusan bidadari di surga sana, itu bahasan yang banyak manusia
berdebat tentangnya.
Kalau boleh aku bermatematika dengan-Mu Tuhan,
manakah amalan dari kedua jenis jomblo ini yang banyak memperoleh pahala?
Jomblo yang mati muda atau jomblo yang menjalani tiap detik kehidupannya di
dunia, dengan segala macam cobaannya? Kalau Engkau memilih kami, berarti ada
masalah dengan makhluk-Mu yang dungu itu, yang mengimpikan surga dengan cara
yang instan.
Mungkin mereka mengira mie instan itu
menyehatkan. Sepertinya mereka tidak pernah belajar dari kehidupan anak kos di
akhir bulan.
No comments:
Post a Comment